Sindrom Merry

Susah membuat judul post kali ini, mencari potongan kata yang dapat mewakili sebagian besar dari isi post ini. Aku hanya ingin berbagi kisah yang aku alami. Mungkin sebuah kisah bodoh atau bisa dibilang kisah yang mengenaskan.
Aku seorang cowok asli, yang menginginkan seorang wanita untuk menjadi pasangan hidup. Aku kenal seorang wanita sejak aku sekolah tingkat smu dulu. 3 tahun kami sekelas. Aku waktu itu mempunyai rasa suka terhadapnya, tapi karena aku pemalu semuanya berlalu begitu saja sampai kami lulus dan berpisah. Aku terpaksa merantau ke bumi parahyangan untuk melanjutkan pendidikan.
Diperantauan rasa kesepian sering melanda, apalagi di semester-semester terakhir, teman-teman kuliah sudah sibuk dengan dunianya sendiri. Aku mulai jenuh dengan semua rutinitas yang ada, hingga suatu ketika aku teringat seorang gadis teman smu ku tempo dulu. Aku berusaha mencari nomer handphone, aku ingin sekali menanyakan kabar tentang dirinya. Rasa rindu terhadap dirinya semakin berkumpul dan siap meledak secara tiba-tiba.
Yes, akhirnya aku berhasil mengkontak dirinya, kami pun mulai bercuhat berbagai topik cerita. Suatu ketika dia bercerita akan datang ke bumi parahyangan juga. OMG. Apa yang harus aku perbuat. Alhasil aku menyusun berbagai rencana untuk menyambut dirinya, agenda utamanya nonton film bareng. Itu pertama kalinya aku nonton dengannya dan hanya berdua. Pas hari itu aku nekat meminjam motor, tapi ini motor kopling, aku tidak begitu bisa membawanya. Tapi nekat aja deh, kapan lagi aku bisa dating dengannya.
Skip, semuanya berjalan ok, dia memberi banyak semangat kepada aku, hingga aku lulus tepat waktu.
Hal yang ditunggu-tunggu oleh para mahasiswa adalah wisuda, kali ini aku bertindak nekat lagi, aku meminta dia untuk menjadi pendamping wisuda ku, bersama kedua orang tua ku, aku menelpon orang tua nya dan meminta ijin untuk membawa anaknya menemani ku wisuda. Bapaknya sebelum mengizinkan dia bertanya kepada ku, kapan aku akan menikahi dia. Aku langsung shock dan berkeringat dingin mencari jawaban itu. Aku hanya menjawab, sesegera mungkin, setelah saya mendapat pekerjaan. Akhirnya aku pun wisuda.

Takdir manusia hanya tuhan yang tahu.
Tidak lama setelah aku bekerja, dia meminta putus, tidak ada alasan yang pasti darinya, yang aku tahu, ini adalah takdir, walau putus aku tetap menjaga silahturahmi dengan keluarganya. Aku putuskan untuk segera mengumpulkan dana, agar dapat melamar dia, walau aku tidak tau lamarannya akan diterima atau tidak, yang jelas aku sudah berusaha. Aku bertekad 11-11-2014, akan menikahinya. Semoga Allah merestui keinginan ku, amin.

Comments

Popular posts from this blog

SNMPv1-(Simple Network Management Protocol)

Tutorial Menabung Saham

Konversi Desimal ke Heksadesimal -Turbo Assembler